C. Penelitian Lapangan

Posted on 07.33 by Jurnal Geologi

Pemetaan struktur tidak lain adalah melakukan kegiatan lapangan untuk mendapatkan data-data struktur yang selanjutnya direkam ke dalam peta dasar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan/dikerjakan dalam pemetaan struktur, adalah :

a. Penelitian lapangan diprioritaskan pada daerah yang diduga dilalui oleh zona sesar berdasarkan hasil interpretasi foto udara, citra landsat dan topgrafi. Hal ini perlu dilakukan dengan maksud agar penelitian lapangan berlangsung relatif cepat, sistematis dan mengenai sasaran.

b. Mengamati, mengukur, mencatat, membuat sketsa singkapan, ploting data dan menganalisis (analisis sementara) seluruh unsur-unsur struktur yang nampak pada singkapan tersebut. Beberapa penjelasan point b ini adalah sebagai berikut :

- Mengamati, dalam tahapan ini objek singkapan yang diamati dapat berupa bentuk/geometri suatu struktur geologi baik yang utuh maupun tersingkap sebagian. Ada dua tahapan dalam mengamati suatu singkapan, yaitu dari pengamatan dari jarak jauh dan pengamatan dari jarak dekat. Prosedur pengamatan singkapan yang baik diawali dengan memperhatikan singkapan dari jarak jauh sehingga seluruh singkapan dapat teramati dengan pandangan luas, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran struktur secara lebih utuh dan yang terpenting adalah untuk menentukan pada singkapan bagian mana yang perlu mendapatkan perlakuan khusus. Langkah pengamatan yang kedua adalah mengamati singkapan dari jarak dekat. Pengamatan singkapan dari jarak dekat ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran struktur yang lebih detail. Pengamatan struktur tidak hanya ditujukan pada bentuk geometrinya, namun perlu pula diamati jejak-jejak yang diakibatkan oleh aktifitas pensesaran, misalnya milonit, breksi sesar, lipatan seret dsb. Beberapa contoh kasus ini, misalnya :

a). Pengamatan jarak jauh : Tersingkap suatu bentuk lapisan batuan yang terlipat utuh . Dalam hal ini yang perlu diamati adalah bagaimana bentuk lipatannya, apakah antiklin atau sinklin, simetri atau tidak, bagaimana ukuran lipatannya besar atau kecil, bagaimana batas akhir dari struktur lipatan yang tersingkap tersebut berakhir oleh batas sesar ataukah hilang karena ditutupi oleh batuan penutup/vegetasi atau menerus ke bawah permukaan. Lebih jauh lagi apakah lipatan tersebut disertai dengan gejala pensesaran atau tidak, selanjutnya perlu pula diamati sifat fisik batuan penyusunnya, apakah bersifat ductile (lentur), brittle (keras) atau kombinasi antara keduanya.

Pengamatan jarak dekat : Apabila batas singkapan tersebut dikontrol oleh sesar, maka perlu diperhatikan apakah ada jejak-jejak pensesaran, jika ada bagaimana sifat pergeserannya, apabila dijumpai breksi sesar bagaimana arah liniasinya, dsb.

b). Dijumpai suatu singkapan batuan di tebing sungai dengan bentuk geometri strukturnya tidak utuh. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah bagaimana gambaran umum posisi dan kedudukan lapisan batuannya, apakah kemiringan lapisannya landai atau relatif horizontal, sedang atau besar. Faktor ini dapat menunjukan tingkat deformasi dan selanjutnya dapat memperkirakan apakah sipemeta berada pada zona sesar atau tidak.

- Mengukur, artinya kita mengukur seluruh unsur-unsur struktur yang tersingkap di lapangan. Misalnya mengukur jurus dan kemiringan bidang lapisan, bidang kekar, bidang sesar; Mengukur besarnya sudut pitch, plunge, bearing dsb. Untuk kepentingan analisis sistem tegasan, data yang diperlukan adalah data bidang lapisan, kekar dan sesar. Data bidang lapisan dan kekar berupa jurus dan kemiringan (dalam hal ini untuk data kekar, harus diketahui jenisnya : tension joint atau shear joint), sedangkan data cermin sesar yang diperlukan adalah jurus dan kemirinan bidang sesar, pitch, arah pitch, plunge dan sifat pergeserannya. Perlu pula diberi penjelasan apakah cermin sesar tersebut merupakan sesar minor atau atau sesar major.

- Sketsa/foto, untuk memudahkan dalam analisis perlu kiranya kita membuat sketsa singkapan dan beberapa penampang. Kelebihan dari membuat sketsa ini adalah dapat menggambarkan sesuatu yang sifatnya detail dan secara langsung memberikan keterangan gambarnya. Foto diperlukan sebagai bahan analisis (sama dengan sketsa) dan untuk dokumentasi dalam pembuatan laporan.

- Analisis sementara, Setelah dilakukan observasi singkapan dan membuat sketsa singkapan, selanjutnya dilakukan analisis sementara khusus di lokasi tersebut. Analisis ini perlu dilakukan untuk memecahkan permasalahan dan menyimpulkan pembentukannya, sehingga memudahkan dalam analisis selanjutnya.


- Plotting Data, Posisi singkapan selanjutnya diplot ke dalam peta dasar, dengan memberikan nomor lokasi dan apabila perlu diberikan simbol struktur yang diamati. Memplot data struktur ke dalam peta harus tepat pada posisi sebenarnya, karena data dasar ini akan digunakan dalam tahap penafsiran dan analisis selanjutnya.

No Response to "C. Penelitian Lapangan"

Leave A Reply