TEKNIK INTERPRETASI CITRA - DATA ACUAN
Citra menyajikan gambaran lengkap yang mirip ujud dan letak sebenarnya. Kemiripan ujud ini memudahkan pengenalannya pada citra, sedang kelengkapan gambarannya memungkinkan penggunaannya oleh beragam pakar untuk beragam keperluan. Meskipun demikian, masih diperlukan data lain untuk lebih meyakinkan hasil interpretasi dan untuk menambah data yang diperlukan, tetapi tidak diperoleh dari citra. Data ini disebut data acuan yang dapat berupa pustaka, pengkuran, analisis laboratorium, peta, kerja lapangan, foto terrestrial maupun foto udara selain citra yang digunakan. Data acuan dapat berupa tabel statistik tentang meteorologi atau tentang penggunaan lahan yang dikumpulkan oleh perorangan maupun oleh instansi pemerintah. Penggunaan data acuan yang ada akan meningkatkan ketelitian hasil interpretasi yang akan memperjelas lingkup, tujuan, dan masalah sehubungan dengan proyek tertentu.
Meskipun citra menyajikan gambaran lengkap, pada umumnya masih diperlukan pekerjaan medan yang dimaksudkan untuk menguji atau meyakinkan kebenaran hasil interpretasi citra bagi obyek yang perlu diuji. Pekerjaan ini disebut uji medan (field check) yang terutama digunakan di beberapa tempat yang interpretasinya meragukan. Karena uji medan dapat dilakukan pada tempat-tempat yang mudah dicapai untuk mewakili perujudan sama yang terletak di tempat yang jauh dari jalan, untuk obyek yang tidak meragukan interpretasinya pun sebaiknya dilakukan pula kebenarannya. Karena dapat diambil tempat yang mudah dicapai, pekerjaan ini pada umumnya tidak menambah waktu, tenaga, dan biaya yang berarti, akan tetapi keandalan hasil interpretasinya jadi meningkat cukup berarti.
Jumlah pekerjaan medan yang diperlukan di dalam interpretasi citra sangat beraneka dan bergantung pada (a) kualitas citra yang meliputi skala, resolusi, dan informasi yang harus diinterpretasi, (b) jenis analisis atau interpretasinya, (c) tingkat ketelitian yang diharapkan, baik yang menyangkut penarikan garis batas atau delineasi maupun klasifikasinya, (d) pengalaman penafsir citra dan pengetahuannya tentang sensor, daerah, dan obyek yang harus diinterpretasi, (e) kondisi medan dan kemudahan mencapai daerah, yang untuk alasan tertentu ada daerah yang tidak dapat dijangkau untuk uji medan, dan (f) ketersediaan data acuan.
Untuk verifikasi hasil interpretasi citra sering harus dilakukan cara sampling dalam pekerjaan medan. Untuk ini perlu dipertimbangkan sampling mana yang terbaik dan kemudian merancang strategi sampling yang cocok. Pada umumnya dipilih sampling multitingkat untuk perkiraan tepat terhadap parameter lingkungan.
Seperti pekerjaan medan yang dimaksudkan untuk maksud ganda, data acuan pun bermanfaat ganda pula yaitu untuk
(a) membantu proses interpretasi dan analisis, dan
(b) verifikasi hasil interpretasi dan analisis.
Van der Meer (1965; dalam Sutanto, 1992) menyatakan pentingnya uji medan. Pekerjaan pemetaan tanah memerlukan penentuan jenis tanah di tiap tempat dan delineasi batasnya. Penentuan jenis tanah meliputi 15% - 20% volume pekerjaan, sedang delineasi jenis tanah meliputi 80% - 85% volume pekerjaan. Penentuan jenis tanah tetap dilakukan di medan dan di laboratorium, tetapi delineasi batas jenis tanahnya dapat dilakukan pada foto udara berdasarkan pada agihan lereng, vegetasi, dan perujudan lain yang sering erat kaitannya dengan pola agihan jenis tanah.
Contoh lain, di dalam pemetaan penggunaan lahan pun diperlukan gabungan antara interpretasi citra dan pekerjaan terrestrial. Untuk ketelitiannya, tidak ada cara yang menyamai apalagi melebihi pekerjaan terrestrial. Perlu dicamkan bahwa yang dimaksud dengan pekerjaan terrestrial di dalam pemetaan penggunaan lahan yaitu pekerjaan medan untuk mengidentifikasi jenis penggunaan lahan, mengukur lokasi, bentangan, luasnya serta menggambarkannya pada peta dasar yang andal ketelitiannya. Masalah akan segera timbul bagi wilayah seperti Indonesia yaitu tidak tersedianya peta andal untuk tiap daerah, dan tidak dimungkinkannya untuk menjangkau tiap jenis penggunaan lahan, mengukurnya, dan memasukannya ke dalam peta untuk daerah kita yang luas ini. Pekerjaan itu mungkin memerlukan waktu beberapa dasawarsa untuk menyelesaikannya bila seluruh armada yang bersangkutan dikerahkan ke medan. Waktunya terlalu lama di samping biayanya yang sangat tinggi. Pekerjaan ini dapat dipercepat dengan mendeteksi tiap jenis penggunaan lahan berdasarkan citra. Untuk meyakinkan kebenaran hasil interpretasinya, diterjunkan sebagian kecil armada pemetaan penggunaan lahan ke beberapa tempat. Paduan pekerjaan medan dan interpretasi citra ini akan mempercepat pemetaan penggunaan lahan dan menyusutkan biaya pelaksanaannya.
No Response to "TEKNIK INTERPRETASI CITRA - DATA ACUAN"
Leave A Reply